SECANGKIR KOPI (Tanpa Sianida)
Dalam minuman kopi (Tanpa Sianida) pada dasarnya terdiri dari 3 unsur, yaitu:
1. Kopi
2. Gula
3. Air
1. Kopi
2. Gula
3. Air
Gabungan ke 3 unsur itu menimbulkan "Rasa"
Jika kopi terlalu pahit, siapa yang salah?
Gula lah yang di salahkan. Karena terlalu sedikit, sehingga "rasa" kopi jadi pahit.
Jika kopi terlalu manis, siapa yang di salahkan?
Gula lagi yang disalahkan. Karena terlalu banyak gula hingga "Rasa" kopi terlalu manis.
Jika takaran kopi dan gula seimbang, kopinya dipastikan enak.
Siapa yang di puji?
Tentu semua akan berkata, “Kopinya mantaaap..!”
Lalu, Kemana gula?
yang mempunyai andil membuat "Rasa" kopi menjadi mantaaap..?
(Filosofi kopi yang sudah tak asing lagi)
***
Sob, hidup memang kayak gitu..
“Hirup mah peurih wa..” (Kata orang korea
)
Orang-orang kadang tidak mengingat dan menghargai kebaikan kita, atau ‘tidak’ sama sekali..
Orang kadang hanya atau banyak melihat kelemahan kita..
Walau demikian, tetaplah menjadi “Baik Sampai Akhir”
Sob..
Kata siapa Kebaikan itu memerlukan Pengakuan? Nggak kali...
Orang Baik itu Berpegang pada Kejujuran Hati Nuraninya sendiri #CukupkanItu
Tidak perlu menjelaskan Apa dan Siapa diri kita
Karena eh karena..
Orang yang Memahami kita, tidak perlu itu
Orang yang Hatinya Iri dan Dengki, tetap tidak akan percaya itu.
Lalu gimana dong?
Tetaplah menjadi Baik sob..
Sampai Akhir..
"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” (QS. An-Nisaa:36)
Jika kopi terlalu pahit, siapa yang salah?
Gula lah yang di salahkan. Karena terlalu sedikit, sehingga "rasa" kopi jadi pahit.
Jika kopi terlalu manis, siapa yang di salahkan?
Gula lagi yang disalahkan. Karena terlalu banyak gula hingga "Rasa" kopi terlalu manis.
Jika takaran kopi dan gula seimbang, kopinya dipastikan enak.
Siapa yang di puji?
Tentu semua akan berkata, “Kopinya mantaaap..!”
Lalu, Kemana gula?
yang mempunyai andil membuat "Rasa" kopi menjadi mantaaap..?
(Filosofi kopi yang sudah tak asing lagi)
***
Sob, hidup memang kayak gitu..
“Hirup mah peurih wa..” (Kata orang korea
Orang-orang kadang tidak mengingat dan menghargai kebaikan kita, atau ‘tidak’ sama sekali..
Orang kadang hanya atau banyak melihat kelemahan kita..
Walau demikian, tetaplah menjadi “Baik Sampai Akhir”
Sob..
Kata siapa Kebaikan itu memerlukan Pengakuan? Nggak kali...
Orang Baik itu Berpegang pada Kejujuran Hati Nuraninya sendiri #CukupkanItu
Tidak perlu menjelaskan Apa dan Siapa diri kita
Karena eh karena..
Orang yang Memahami kita, tidak perlu itu
Orang yang Hatinya Iri dan Dengki, tetap tidak akan percaya itu.
Lalu gimana dong?
Tetaplah menjadi Baik sob..
Sampai Akhir..
"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” (QS. An-Nisaa:36)
Labels:
sastra
No comments:
Post a Comment